Jumat, 03 Januari 2014

0

filsafat renainsanse

Posted in

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur dipersembahkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini berisi tentang Sejarah Filsafat Masa Keemasan yang dibuat untuk memberikan informasi dan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang sejarah filsafat zaman keemasan.
Harapan kami selaku penyusun, semoga informasi dan pembahasan dalam makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan dalam mempelajari sejarah filsafat masa keemasan dan dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan sebagai bahan persentasi kami kepada teman-teman semoga dapat diambil manfaatnya.
Akhir kata, segala upaya penyusunan makalah ini kami selaku penyusun sadar masih banyak kekurangannya di sana-sini, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dan perbaikan selanjutnya sangat dinantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Surabaya, 11 november 2013


Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………… 1                
DAFTAR ISI …………………………………………………………….... 2
BAB I       : PENDAHULUAN    ………………………………………….. 3
A.  Latar Belakang ……………………………………………………………... 3
B.  Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 3
C.  Tujuan ………………………………………………………………………. 4

BAB II      : PEMBAHASAN ……………………………………………... 5

A.  Pengertian Filsafat Renaisence................................................................................... 5
B.  Kemunculan Filsafat Reneisence................................................................................ 8
C.  Zaman Keemasan Filsafat Reneisence....................................................................... 8
D.  Humanism dan Individualisme.................................................................................... 9
E.   Tokoh-tokoh Zaman keemasan................................................................................. 11

BAB III: KESIMPULAN .................................................................................. 13
SARAN ......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14













BAB I
Pendahuluan
1.1 latar belakang

Tradisi pemikiran barat dewasa ini merupakan peradigma bagi pengembangan budaya barat dengan implikasi yang sangat luas dan sangat mendalam di semua segi dari seluruh kehidupan ini. Memahami tradisi pemikiran barat sebagaimana tercermin pada pandangan filsafatnya, merupakan kearifannya tersendiri, karena kita akan melacak segi-srgi positifnya yang layak kita tiru dan menemukan sisi-sisi negatifnya untuk tidak kita ulangi.
Ditinjau dari sudut sejarah, filsafat barat memiliki empat periodisasi. Periodisasi bini didaserkan pada corak peda pemikiran yang domonan pada masa itu. Pertama, adalah zaman yunani kuno, cirri yang menonjol dari filsafat yunani kuno adalah ditunjukkannya perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan asal mulayang merupakan unsur awal terjadinya gejala-gejala.pera filoosof pada mas ini mempertantyakan asal usul pemikral filsafat pada zaman ini disebut kosmosentrs. Kedua, adalah zaman abad pertengahan, cirri-ciri pada zaman ini disebur teosentris. Para filosof pada masa ini memeakai pikiran filsafat untuk memperkuat dogma-dogma kristiani. Akibatna perkembanagn alam pemikira eropa pada zaman pertengahan sanggat terkendala oleh keharusan untukdi sesuaikan genban ajaran agama.
Maka dari itu kami dari kelompok enam akan menjelaskan secara lebih lanjut tentang filsafat renesaince.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat reneisence?
2. Bagaimana kemunculan filsafat reneisence ?
3. Bagaimana Zaman Keemasan Filsafat Reneisence?
4. Apa itu Humanisme dan Individualisme?
5.  Siapakah tokoh-tokoh pada zaman keemasan?

1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui makna dari filsafat reneisence
2. mengetahui bagaimana awal kemumculan filsafat reneisence
3.untuk mengetahui bagaimana zamaan keemasan
4. mengetahui apa itu humanism dan individualism
5. untuk mengetahui siapakah tokoh-tokoh pada zaman filsafat reneisence

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat Reneisence
Renaissance berarti “lahir kembali”. Pengertian riilnya adalah manusia mulai memiliki kesadaran-kesadaran baru yang mengedepankan nilai dan keluhuran manusia. Suasana dan budaya berpikirnya memang melukiskan “kembali” kepada semangat awali, yaitu semangat filsafat Yunani kuno yang mengedepankan penghargaan terhadap kodrat manusia itu sendiri.[1]
Zaman renaissance sering disebut sebagai sebagai zaman humanisme, sebab pada abad pertengahan manusia kurang dihargai sebagai manusia, kebenaran diukur berdasarkan kebenaran gereja,  bukan menurut yang dibuat oleh manusia. humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia, karena manusia mempunyai kemampuan berpikir, berkreasi, memilih dan menentukan, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunianya. Ciri utama renaissance dengan demikian adalah humanisme, individualisme, lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan, meskipun harus diakui bahwa filsafat belum menemukan bentuk pada zaman renaissance, melainkan pada zaman sesudahnya, yang berkembang pada waktu itu sains, dan penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains yang kemudian berimplikasi pada semakin ditinggalkan agama kristen karena semangat humanisme. Fenomena tersebut cukup tampak pada abad modern.[2] 





Filsafat Barat Pada Masa Renaissance
Tidak mudah menentukan batas yang jelas mengenai akhir zaman pertengahan dan awal yang pasti dari zaman modern. Hal ini disebabkan perbedaan pandangan para ahli sejarah tentang peralihan zaman pertengahan ke zaman modern. Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa zaman pertengahan berakhir ketika Konstantinopel ditaklukkan oleh Turki Usmani pada tahun 1453 M. Peristiwa tersebut dianggap sebagai akhir zaman pertengahan dan titik awal zaman modern.[3]
Abad Pertengahan adalah abad ketika alam pikiran dikungkung oleh Gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat dibatasi, sehingga perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari alternatif. Dalam perenungan mencari alternatif  itulah orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju, pemikiran tidak dikungkung, sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani kuno. Pada zaman Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan kemanusiaan telah terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak dihidupkan kembali.[4]
Tidak dapat dinafikan bahwa pada abad pertengahan orang telah mempelajari karya-karya para filosof Yunani dan Latin, namun apa yang telah dilakukan oleh orang pada masa itu berbeda dengan apa yang diinginkan dan dilakukan oleh kaum humanis. Para humanis bermaksud meningkatkan perkembangan yang harmonis dari kecakapan serta berbagai keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan adanya kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik Yunani. Para humanis pada umumnya berpendapat bahwa hal-hal yang alamiah pada diri manusia adalah modal yang cukup untuk meraih pengetahuan dan menciptakan
peradaban manusia. Tanpa wahyu, manusia dapat menghasilkan karya budaya yang sebenarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa humanisme telah memberi sumbangannya kepada renaisans untuk menjadikan kebudayaan bersifat alamiah.[5]
Zaman renaisans banyak memberikan perhatian pada aspek realitas. Perhatian yang sebenarnya difokuskan pada hal-hal yang bersifat kongkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat kepada akal yang mandiri. Hal ini dibuktikan dengan perang terbuka terhadap kepercayaan yang dogmatis dan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya. Asumsi yang digunakan adalah, semakin besar kekuasaan akal, maka akan lahir dunia baru yang dihuni oleh manusia-manusia yang dapat merasakan kepuasan atas dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Zaman ini juga sering disebut sebagai Zaman Humanisme. Maksud ungkapan tersebut adalah manusia diangkat dari Abad pertengahan. Pada abad tersebut manusia kurang dihargai kemanusiaannya. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran gereja, bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia sendiri. Humanisme menghendaki ukurannya haruslah manusia, karena manusia mempunyai kemampuan berpikir. Bertolak dari sini, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia. Karena semangat humanisme tersebut , akhirnya agama Kristen semakin ditinggalkan, sementara pengetahuan rasional dan sains berkembang pesat terpisah dari agama dan nilai-nilai spiritual.[6]

2.2 Kemunculan Filsafat Reneisence
Filsafat muncul di Yunani pada abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Sekitar pertengahan abad ke-5 SM, Athena menjadi pusat baru seluruh kebudayaan Yunani. Pada masa ini perkembangan filsafat mulai berpusat di Athena.Selanjutnya filsafat terus berkembang dan mulai menguak apa yang sekaang disebut sebagai ‘ilmu pengetahuan’.
Zaman keemasan filsafat juga disebut zaman renaissance. Ditandai dengan berkembangnya pemikiran yang bersifat individualis dan humanis. Pada zaman ini juga mulai bermunculan tokoh-tokoh yang kelak memberikan kontribusi yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya Nicolaus Copernicus, Galileo Galilei, dan Johannes Kepler.

2.3 Zaman Keemasan Filsafat Reneisence
Zaman Keemasan filsafat lazimnya dikenal sebagai zaman renaisans (renaissance). Istilah renaisans berasal dari bahasa Perancis yang terdiri dari kata re yang berarti lagi atau kembali, dan kata neissance yang berarti kelahiran atau kebangkitan. Zaman renaisans adalah zaman kelahiran-kembali kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran kristiani. Namun, orang-orang kini mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai alternatif bagi kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik.. Kebudayaan klasik ini juga dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi seluruh peradaban manusia. Pada zaman ini telah dicapai titik puncak dalam bidang seni, pemikiran, dan sastra.
 Ciri utama renaisens adalah individualisme, humanisme, lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan. Yang berkembang pada waktu itu sains, dan penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains yang kemudian berimplikasi pada semakin ditinggalkannya agama karena semangat humanisme. Fenomena tersebut cukup tampak pada abad modern.
Kebudayaan Yunani-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani, misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup.

2.4 Humanisme dan Individualisme
Secara umum, individualisme dapat diartikan sebagai satu filsafat yang memiliki pandangan moralpolitik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.
Tidak mudah menentukan batas yang jelas mengenai akhir zaman pertengahan dan awal yang pasti dari zaman modern. Hal ini disebabkan perbedaan pandangan para ahli sejarah tentang peralihan zaman pertengahan ke zaman modern. Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa zaman pertengahan berakhir ketika Konstantinopel ditaklukkan oleh Turki Usmani pada tahun 1453 M. Peristiwa tersebut dianggap sebagai akhir zaman pertengahan dan titik awal zaman modern.
Abad pertengahan adalah abad ketika alam pikiran dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat dibatasi, sehingga perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari alternatif. Dalam perenungan mencari alternatif  itulah orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju, pemikiran tidak dikungkung, sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani kuno. Pada zaman Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan kemanusiaan telah terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak dihidupkan kembali.
Pada abad pertengahan orang telah mempelajari karya-karya para filosof Yunani dan Latin, namun apa yang telah dilakukan oleh orang pada masa itu berbeda dengan apa yang diinginkan dan dilakukan oleh kaum humanis. Para humanis bermaksud meningkatkan perkembangan yang harmonis dari kecakapan serta berbagai keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan adanya kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik Yunani.
Para humanis pada umumnya berpendapat bahwa hal-hal yang alamiah pada diri manusia adalah modal yang cukup untuk meraih pengetahuan dan menciptakan peradaban manusia. Tanpa wahyu, manusia dapat menghasilkan karya budaya yang sebenarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa humanisme telah memberi sumbangannya kepada renaisans untuk menjadikan kebudayaan bersifat alamiah.
Zaman renaisans banyak memberikan perhatian pada aspek realitas. Perhatian yang sebenarnya difokuskan pada hal-hal yang bersifat kongkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat kepada akal yang mandiri. Hal ini dibuktikan dengan perang terbuka terhadap kepercayaan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya. Asumsi yang digunakan adalah, semakin besar kekuasaan akal, maka akan lahir dunia baru yang dihuni oleh manusia-manusia yang dapat merasakan kepuasan atas dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Zaman ini juga sering disebut sebagai Zaman Humanisme. Maksud ungkapan tersebut adalah manusia diangkat dari Abad pertengahan. Pada abad tersebut manusia kurang dihargai kemanusiaannya. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran gereja, bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia sendiri. Humanisme menghendaki ukurannya haruslah manusia, karena manusia mempunyai kemampuan berpikir. Bertolak dari sini, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia. Karena semangat humanisme tersebut , akhirnya agama Kristen semakin ditinggalkan, sementara pengetahuan rasional dan sains berkembang pesat terpisah dari agama dan nilai-nilai spiritual.
Menurut Mahmud Hamdi Zaqzuq, ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kelahiran Renaisans, yaitu:
1.            Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu abad ke-13 dan 14. Bahkan sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki kunci-kunci khazanah turas klasik Yunani.
2.             Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara Eropa lainnya. Para sarjana tersebut menjadi pionir-pionir bagi pengembangan ilmu di Eropa. Mereka secara bahu-membahu menghidupkan turas klasik Yunani di Florensia, dengan membawa teks-teks dan manuskrip-manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.
3.             Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dikemukakan Slamet Santoso seperti yang dikutip Rizal Mustansyir, yaitu:
1.            Hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Iberia dengan Prancis membuat para pendeta mendapat kesempatan belajar di Spanyol kemudian mereka kembali ke Prancis untuk  menyebarkan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh di lembaga-lembaga pendidikan di Prancis.
2.            Perang Salib (1100-1300 M) yang terulang enam kali, tidak hanya menjadi ajang peperangan fisik, namun juga menjadikan para tentara atau serdadu Eropa yang berasal dari berbagai negara itu menyadari kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka menyebarkan pengalaman mereka itu sekembalinya di negara-negara masing-masing.
2.5 Tokoh-tokoh Filsafat Reneisence
Dalam bidang filsafat, zaman renaisans tidak menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains. Filsafat berkembang bukan pada zaman itu, melainkan kelak pada zaman sesudahnya yaitu zaman modern. Meskipun terdapat berbagai perubahan mendasar, namun abad-abad renaisans tidaklah secara langsung menjadi lahan subur bagi pertumbuhan filsafat. Baru pada abad ke-17 dengan dorongan daya hidup yang kuat sejak era renaisans, filsafat mendapatkan pengungkapannya yang lebih jelas. Jadi, zaman modern filsafat didahului oleh zaman renaisans. Ciri-ciri filsafat renaisans dapat ditemukan pada filsafat modern. Ciri tersebut antara lain, menghidupkan kembali rasionalisme Yunani, individualisme, humanisme, lepas dari pengaruh agama dan lain-lain.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada masa tersebut diantaranya adalah:
A.            Bidang seni dan budaya
1.      Albrecht Dührer (1471-1528)
2.      Desiserius Eramus (1466-1536)
3.      Donatello
4.      Ghirlandaio
5.      Hans Holbein (1465-1506)
6.      Hans Memling (1430-1495)
7.      Hieronymus Bosch (1450-1516)
8.      Josquin de Pres (1445-1521)
9.      Leonardo da Vinci (1452-1519)
10.  Lucas Cranach (1472-1553)
11.  Michaelangelo (1475-1564)
12.  Perugino (1446-1526)
13.  Raphael (1483-1520)
14.  Sandro Botticelli (1444-1510)
15.  Tiziano Vecelli (1477-1526)
B.           Bidang Penjelajahan
1.      Christopher Columbus (1451-1506)
2.      Ferdinand Magellan (1480?-1521)
C.           Bidang Ilmu Pengetahuan
1.      Johann Gutenberg (1400-1468)
2.      Nicolaus Copernicus (1478-1543)
3.      Andreas Vesalius (1514-1564)
4.      William Gilbert (1540-1603)
5.      Galileo Galilei (1546-1642)
6.      Johannes Kepler (1571-1642)


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Zaman Keemasan filsafat lazimnya dikenal sebagai zaman renaisans (renaissance). Istilah renaisans berasal dari bahasa Perancis yang terdiri dari kata re yang berarti lagi atau kembali, dan kata neissance yang berarti kelahiran atau kebangkitan. Ciri utama renaisens adalah individualisme, humanisme, lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan. Ciri-ciri filsafat renaisans dapat ditemukan pada filsafat modern. Ciri tersebut antara lain, menghidupkan kembali rasionalisme Yunani, individualisme, humanisme, lepas dari pengaruh agama



DAFTAR PUSTAKA
ü  Mahmud, Hamdi Zaqzuq –Dirosat Filsafat al-Haditsah, Kairo: Darol Tiba’at Muhammadiyah, 1998,
ü  Tafsir, Ahmad  –Filsafat Umum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998,
ü Hadiwijono, Harun  –Sari Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: Kanisius, 1993,




[1] http://pormadi.wordpress.com/2006/05/24/jaman-renaissance-abad-xv-xvi/
[3] Mahmud, Hamdi Zaqzuq –Dirosat Filsafat al-Haditsah, Kairo: Darol Tiba’at Muhammadiyah, 1998, hlm. 16.
[4] Tafsir, Ahmad  –Filsafat Umum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998, hlm. 109.
[5] Hadiwijono, Harun  –Sari Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: Kanisius, 1993, hlm. 11.
[6] Tafsir, Ahmad  –Filsafat Umum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998, hlm. 110.

0 komentar: