Sabtu, 04 Januari 2014

0

pengunaan bahasa indonesia di dunia akademik dan media masa

Posted in

FAKULTAS DAKWAH
DAN ILMU KOMUNIKASI
 UIN SUNAN AMPEL
 SURABAYA
Nama          : MOCH. NURCHOLIS MAJID
Nim             : B71213054
Smt/Kelas   : I/A2
Dosen          :Dr. Agus Moh Moefad Drs. SH. Msi
Tanggal       : 3, Januari 2013
Nilai
Ttd Mahasiswa

1.      Bagaimana pendapat anda mengenai:
A.     pengunaan  bahasa Indonesia dalam akadmik
           Menurut saya  penggunaan bahasa Indonesia diakdemik itu sangat kurang sekali, dilihat dari para dosennya saja sudah kelihatan soalnya kebanyakan dosen saat ini lebih banyak mengunakan bahasa Indonesia yang tidak baku dalam berbicara dengan sesama dosen yang lain hal ini mungkin meyebabkan menurunnya pengunaan bahasa Indonesia yang baku di kalangan akademik, untuk mengunakan bahasa Indonesia dikalangan akdemik itu hanya digunakan dalam acara formal saja. Tidak dingunakan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam diri mereka menganggap ketidakwajaran jika mengunakan bahasa Indonesia yang baku. Padahal penggunaan bahasa Indonesia yang baku itu sangat wajar bagi para dosen karena mereka sebagai panutan atau sari tauladan bagi mahasiswanya. Ada sebagian dosen yang tidak mengunakan bahasa Indonesia denga baik dan benar,  dalam hal mengajar kepada mahasiswanya, menurut beliau agar mahasiswanya mudah untuk menerima apa yang disampaikan dan mengerti dengan jelas, namun hal itu tidak baik karena bisa merusak atau menurunkan penggunaan bahasa Indonesia di kalangan akademik. Saat ini kebanyakan slogan ini “ gunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar” slogan tersebut banyak ditemukan di kalangan dunia akademik namun apa bukti yang kongrit makna dari slogan tersebut, menurut saya jika slogan tersebut ingin diterapkan lagi di dunia akademik yakni mulailah dari diri sendiri, kemudian baru menyuruh kepada orang lain hal ini menurut saya hal yang paling bagus untuk meningkatkan slogan tersebut.
           Selain sebagian dosen yang tidak berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, yakni mahasiswa yang jarang sekali mengunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, mengunakan bahasa Indonesia saja itu minim sekali bagi kalangan mahasiswa, bagaimana dengan mahasiswa sebagai selaku penerus bangsa dapat menggunakan bahasa nasionalnya dan menunjukan identitas sebagai Bangsa Indonesia. Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya atau bahasa alay yang sering mereka dengar dimedia elektronik hal ini mengakibatkan mahasiswa tidak bisa membedakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak baku, seharusnya mereka tahu karena mereka masih duduk di bangku belajar. dan kebanyakaan mahasiswa itu kesiltan dalam menulis sekripsi karena bahasa skripisi harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan benar, dan seharusnya mahasiswa mudah untuk menulis skripsi karena dia sudah menghasilakan banyak makalah yang mereka buat untuk menyelesaikan sks dalam mata pelajaran, kenapa mahasiswa itu masih kebingungan soalnya mereka waktu mengerjakan tugas-tugas makalahnya itu copi paste dari internet untuk memudahkan tugasnya dan biar dia bisa cepat selesai dan tidak mau diributkan dengan tugas kuliah. Bagaimana bisa maju suatu negara apabila tidak mahasiswanya masih mepunyai pola fikir seperti itu ? Ada beberapa hal yang saya amati mengapa Bahasa Indonesia baku menjadi sebuah tantangan bagi pelajarnya sendiri.
Pertama, kurangnya peran dari pendidik. Arti pendidik disini tidak hanya di sekolah saja tetapi juga dari keluarga dan masyarakat. Di lingkungan keluarga, orang tua cenderung tidak mempermasalahkan Bahasa Indonesia yang digunakan anak-anaknya sejak kecil. Sehingga sampai menjadi mahasiswa mereka masih sulit untuk berbahasa Indonesia, dan kebanyakan mahasiswa menganggap remeh bahasa Indonesia namun kenyataanya itu sulit untuk di praktekan dalam kehidupan sehari-hari, dari pada mata kuliah yang lain.
Kedua, kurangnya kesadaran dari mahasiswanya sendiri. Identik dengan remaja dewasa, mahasiswa masih mempunyai ego sehingga mereka merasa canggung berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pergaulannya. Bahkan mahasiswa lebih memilih untuk menguasai Bahasa Inggris yang dianggap lebih hebat daripada Bahasa Indonesia dan beralasan untuk mengikuti perkembangan zaman. Alasan tersebut memang tidak bisa dipungkiri tetapi alangkah baiknya jika menguasai Bahasa Indonesia yang baik dan benar dulu. Baru mempelajari bahasa lain, seharusnya mereka mengerti dengan jelas tentang bahasa naisionalnya yakni bahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan bahasa Indonesia saja jika kita mengetahuinya kita akan sulit untuk berbicara dengan mengunakan bahasa Indonesia yang disempurnakan EYD dalam acara-acara formal.
 Ketiga, anggapan mahasiswa mengenai Bahasa Indonesia baku sebagai bahasa panti jompo. Ini disebabkan karena peran dari media baik cetak maupun elektronik sering berkomunikasi dengan menggunakan bahasa informal yang dibawakan oleh ikon-ikon artisnya sehingga orang yang mengidolakan artis tersebut suka menirukan apa yang idola mereka lakukan. Contohnya Laura Syndrome yang gejalanya menirukan gaya ala Cinta Laura. Jadi jika suatu acara menggunakan bahasa formal, maka acara tersebut membosankan untuk disimak.
Jadi untuk memaksimalkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dikalangan mahasiswa sangat sulit dilaksanakan. Apabila pendidikan mau memaksimalkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari dikalangan mahasiswa sekarang, mungkin sudah terlambat. Seharusnya program seperti ini dilaksanakan sejak usia dini agar dapat terbiasa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dan minimal untuk mahasiswa harus bisa membedakan bahasa Indonesia dengan bahasa alay. Hal itu untuk mepermudah mahasiswa dalam menegerjakan tugas seperti makalah, sekripsi, dan lain-lain.
B.     Penggunaan bahasa Indonesia dalam media massa
           Menurut saya penggunaan bahasa indonesia di kalngan media massa sangat memprihatinkan sekali karena fungsi media massa saat ini kurang sekali seharusnya media massa itu untuk menyampaikan informasi mengunakan bahasa Indonesia dengan baku dan benar, namun sekarng faktanya semua media massa sudah beralih fungsi sebelumya bahasanya mengunakan tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar namun saat ini bahasa yang digunakan untuk semua media massa itu mengunakan bahasa alay, lebay, dan seterusnya hal itu semakin biasa bagi kalangan media massa, seharusnya dari pihak pusat penyiaran indonesia harus bertindak tegas mengenai penggunaan bahasa alay di kalangan media massa agar bahasa Indonesia atau bahasa nasialisme bangsa Indonesia tidak pudar atau tergerusnya zaman ini. Sehingga semua masyarakat dulunya sering mengunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, namun setelah beredarnya bahasa alay dimedia massa itu menjadikan masyarakat berpaling atau lebih sering mengunakan bahasa alay dari pada bahasa Indonesia, baik dikalangan masyarakat bawah, menegah hingga strata yang paling tinggi dikalngan masyarakat itu mengunkan bahasa alay yang diadobsi dari media massa media massa yang paling mepengaruhi bahasa alay saat ini adalah:
a.       Televisi
           Dalam dunia perfilman atau sinetron itu kebayakan mengunakan bahasa alay betujuan untuk semua kalangan masyarakat mengerti isi sinetron tersebut namun dampak yang paling berat yakni hilangnya bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga masyarakat sulit untuk membedakan mana bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan bahasa alay yang saat ini beredar dikalangan masyarakat umum melalui media massa. Bukan hanya sinetron dan dunia perfilman yang mengunakan bahasa alay mulai dari acara anak-anak sampai berita dan lain sebagianya. Itu lebih menonjolkan bahasa alay dari pada bahasa Indonesia yang baik dan benar, contojn ya dalam film anak sepeti film  upin ipin  dalm film tersebut sama sekali tidak menggunakan bahasa Indonesia melainkan bahasa melayu (bahasa orang malasia) walupun sudah ada translate kebahasa Indonesia namun daya tanggap anak di usia dini ini sangat pekat, dan bisa-bisa anak kecil saat ini kemungkinan besar tidak mengerti tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga bahasa nasianal dari Negara kita akan hancur digerus bahasa alay dan bahasa asing. Dalam acara anak remaja kebanyakan anak remaja suka sama boyband and girlband  yang saat ini tenar didunia permusikan dan bahasa yang di bawakan oleh boyband and girlband  saat ini adalah bahasa alay dan lebay. Sehingga mahasiswa saat ini tidak bisa membedakan bahasa Indonesia baku dengan bahasa alay seperti saat ini. Dan untuk tanyangan dewasa seperti sepak bola itu juga mengunakan bahasa alay sepeti jebret  yang saat ini tenar dikalang pecinta sepak bola di Indonesia. Dan kalangan ibu pecinta sinetron seperti dalam tukang bubur naik haji dalam film tersebut banyak sekali bahasa alaay yang di bicarakan oleh para pemain tersebut sehingga para ibu-ibu sering mengunakan bahasa alay dalam  kehidupan sehari. Sebaiknya dewan komite peyiaran Indonesia mepertegas lagi fungsi dari media massa agar bahasa Indonesia tidak terkena imbasnya dari bahasa alay ayang ada di dunia media massa.

b.      Internet
           Dalam media massa lewat teknologi yang sangat cangih ini semua orang bisa mengunakan fasilitas internet dengan mudah tinggal buka leptop dan pakai modem sudah bisa mngakses internet namun sesuai dengan berkembang zaman di dunia elektronik itu kebayakan disalah gunakan bagi para pengunaanya. Dengan fasilitas internet yang mudah kita bisa mencari pengetahuan apa saja disitu namun disalh gunakan untuk mengakses dunia maya sepeti facebook,twiter, friendter dan media maya yang lainnya dan dalm mengakses dunia maya bahasa alay tetap mendominasi atau meyeluruh dari pada bahasa Indonesia sering masyarakat menulis statusnya dimedia mayannya dengan bahasa alay, seperti “q galau…” hal ini sangat berpengaruh di dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seharusnya status yang di tuliskan itu untuk meberiak informasi atau wawasan kepada teman yang ada di dunia maya.
c.       Majalah, tabloid
           Bukan saja melaui dunia eloktronik hal yang sangat banyak mengunakan bahasa alay dari pada bahasa Indonesia yang baik dan benar yakni media tulis yaitu majalah, tabloid, surat kabar dan lain sebagainya, dulunya bahasa tulis tersebut banyak mengunakan kaidah-kaidah tatanan karya tulis ilmiah dengan mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun dengan berkembang bahasa luar dan bahasa alay berdampak pada dunia pertulisan karena banyak majalah atau tabloid yang mengunakan bahasa alay yang banyak diminati oleh pelanggan dari pada majalaah yang mengunakan bahasa yang baik dan benar. Hal itu tersebut menjadikan para produsen berahlih dari majalah yang sesui dengan kaidah bahasa Indonesia berganti mengunakan bahasa alay dalam majalh atau tabloid percetakannya.
Jadi kesimpulannya bahasa alay sudah menyeluruh sampai kekalangan strata paling bawah dan mengunakan bahasa alay dalm kehidupan sehari-hari. Dan menjadikan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD, itu mulai tersingkirkan di kalngan masyarakat dan biasanya masyarakat mengunkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar itu hanya pada saat acara formal sajan dan pembuatan proposal untuk mengajukan dana ke penjabat.

0 komentar: