Selasa, 05 Mei 2015

0

Fenomena Makan Tidak Membayar Di Kantin UINSA

Posted in







Rounded Rectangle: Doc.
cholis
“Banyaknya mahasiswa yang tidak mau membayar setelah makan dikantin dengan berbagai alasan”
Rounded Rectangle: Eeg saat melayani para pelanggannya. Kurangnya pengawasan dari para pedangang warteg di kantin Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA). Menyebabkan mahasiswa yang kurang bertangung jawab melakukan aksinya makan dikantin tanpa mau membayar apa yang sudah dimakan. Kejadian itu sudah sudah berlangsung lama mulai adanya kantin hingga saat ini hal itu terjadi di kantin UINSA. Walaupun kantin sudah pernah dipindah di berbagai tempat dengan alasan tertentu hal itu tak menyurutkan pelaku makan tidak membayar. “dulu digedung lalu dipindah disebelah asrama putra sekarang di samping Auditorium, masih ada mahasiswa yang tidak membayar,” tutur Eeg penjual makanan di warteg pojok kantin UINSA
Mulai Januari 2014 lalu kantin UINSA dipindah sebelah Auditorium UINSA dikarenakan adanya proyek pembangunan gedung baru oleh kampus UINSA. Dengan harga sewa yang tidak terlalu mahal bagi para penjual di kantin UINSA yaitu Rp. 1.000.000. per M/thn. Kondisi kantin saat ini yang sempit dari tempat yang terdahulu tetapi tempat sekarang itu lebih bersih dari pa tempat lamanya. Dengan hal itu tak menyurutkan mahasiswa untu tidak membayar. “ pasti ada yang tidak bayar kan mahaiswa walapun tempatnya sudah sempit,” ujar Eeg penjual kantin pojok, yang sudah berjualan 10 tahun mulai 2003. Dia sudah mengetahui seluk beluk problematika kantin UINSA.
 Dia menuturkan bahwa setelah bangunan baru itu selesai kantin akan pindah ketempat semula. “pasti biaya sewanya semakin mahal karena bangunanya baru dan bagus” ungkap penjaga kantin yang bersal dari jawa tengah yang sudah menetap di Surabaya.
Walaupun harga makanan relatif terjangkau oleh kantong mahasiswa. Harga rata-rata makan dikantin UINSA mulai dari Rp. 8.000 (nasi ayam). Tidak menghentikan prilaku mahaiswa yang masih tak mau membayar apa sudah yang dimakanya. “ ada yang bilang ada jam kuliah, hutang tidak bayar, ada yang langsung pergi ada juga yang makan 5 bayarnya 2” kata sandi pelayan warteg kantin UINSA. Begitulah trik yang digunakan oleh mahasiswa untuk mengelabuhi para pedagang makanan di kantin UINSA.
Bahkan ada yang mengaku mahasiswa Pasca Sarjana UINSA untuk mengelabuhi para pedagang. Hal ini diperjelas oleh penjual warteg Hj. Alwi “ ada yang mengaku mahasiswa Pasca sarjana UINSA, pertama dia mau membayar, lalu ke 2, 3, 4. Tidak membayar walaupun sudah saya tegur, dia berkata sudah membayarnya,” ujar penjaga warteg Hj. Alwi saat diwawancarai.
Para penjual dikantin UINSA sudah menegetahui semua trik yang dilakukan mahasiswa sehingga tidak harus membayar makanan yang sudah di makan. Bahkan para penjualnya biasanya sudah bisa mengenali wajah mahaiswa yang sering tidak membayar namun dia tidak mengetahui siapa dia dan dari jurusan mana. Diperjelas oleh pernyataan pedagang yang sering dipangil emak “saya sudah tahu siapa yang tidak bayar, sampai hafal wajahnya namun tidak tahu namanya,” saat diwawancari di kantin UINSA.(chl)

0 komentar: