Fenomena Makan Tidak Membayar Di Kantin UINSA
Posted in berita
Kurangnya
pengawasan dari para pedangang warteg di kantin
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA). Menyebabkan mahasiswa yang kurang
bertangung jawab melakukan aksinya makan dikantin tanpa mau membayar
apa yang sudah dimakan. Kejadian itu sudah sudah berlangsung lama mulai adanya
kantin hingga saat ini hal itu terjadi di kantin
UINSA. Walaupun kantin sudah pernah dipindah di berbagai tempat dengan alasan
tertentu hal itu tak menyurutkan pelaku makan tidak membayar. “dulu digedung lalu dipindah disebelah asrama
putra sekarang di samping Auditorium, masih ada mahasiswa yang tidak membayar,”
tutur Eeg penjual makanan di warteg pojok kantin UINSA
Mulai Januari 2014 lalu kantin UINSA dipindah sebelah Auditorium
UINSA dikarenakan adanya proyek pembangunan gedung baru oleh kampus UINSA.
Dengan harga sewa yang tidak terlalu mahal bagi para penjual di kantin UINSA
yaitu Rp. 1.000.000. per M/thn. Kondisi kantin saat ini yang sempit dari tempat
yang terdahulu tetapi tempat sekarang itu lebih bersih dari pa tempat lamanya.
Dengan hal itu tak menyurutkan mahasiswa untu tidak membayar. “ pasti ada yang
tidak bayar kan mahaiswa walapun tempatnya sudah sempit,”
ujar Eeg penjual kantin pojok, yang sudah berjualan 10 tahun mulai
2003. Dia sudah mengetahui seluk beluk problematika kantin UINSA.
Dia menuturkan bahwa setelah
bangunan baru itu selesai kantin akan pindah ketempat semula. “pasti
biaya sewanya semakin mahal karena bangunanya baru dan bagus” ungkap penjaga
kantin yang bersal dari jawa tengah yang sudah menetap di Surabaya.
Walaupun harga makanan relatif terjangkau
oleh kantong mahasiswa. Harga rata-rata
makan dikantin UINSA mulai dari Rp. 8.000 (nasi ayam). Tidak menghentikan
prilaku mahaiswa yang masih tak mau membayar apa sudah
yang dimakanya. “ ada yang bilang ada jam kuliah, hutang tidak bayar, ada yang
langsung pergi ada juga yang makan 5 bayarnya 2” kata sandi pelayan warteg
kantin UINSA. Begitulah trik yang digunakan oleh mahasiswa untuk mengelabuhi
para pedagang makanan di kantin UINSA.
Bahkan ada yang mengaku mahasiswa Pasca
Sarjana UINSA untuk mengelabuhi para pedagang. Hal ini diperjelas oleh penjual
warteg Hj. Alwi “ ada yang mengaku mahasiswa Pasca sarjana UINSA, pertama dia
mau membayar, lalu ke 2, 3, 4. Tidak membayar walaupun sudah saya tegur, dia
berkata sudah membayarnya,” ujar penjaga warteg Hj. Alwi saat diwawancarai.
Para penjual dikantin UINSA sudah menegetahui
semua trik yang dilakukan mahasiswa sehingga tidak harus membayar makanan yang
sudah di makan. Bahkan para
penjualnya biasanya sudah bisa mengenali wajah
mahaiswa yang sering tidak membayar namun dia
tidak mengetahui siapa dia dan dari jurusan mana. Diperjelas
oleh pernyataan pedagang yang sering dipangil emak “saya sudah tahu siapa yang
tidak bayar, sampai hafal wajahnya namun tidak tahu namanya,” saat
diwawancari di kantin UINSA.(chl)
0 komentar: